Rabu, 13 Juli 2016

Bersama Nyek Panda'



Bersama Nyek Panda' Part. 1

Ini nama nya Nyek Panda' (nyek : nenek, Panda' : panggilan untuk anak ke 2 dari terakhir) beliau adalah saudara kandung dari kakek saya (adik nya kakek), beliau 12 bersaudara, umur nya 93thn, dan satu2 nya yang masih diberi umur panjang.
alhamdulillah beliau masih sehat dan panca indra nya masih normal semua, senangnya dengan beliau yang masih suka bercerita, jadi banyak sekali cerita yang kami dapat, mulai dari cerita zaman perang melawan belanda, cerita masa kecil nya, cerita tentang kakek vira (bapak saya) waktu muda, sampai cerita2 masa kecil saya, suprise nya masih dia ingat semua.
Yang paling seru adalah, cerita zaman perang melawan Belanda, dimana nyek panda' masih berusia belasan tahun saat itu, seakan masih segar diingatannya, dan beliaupun tak segan2 bercerita.

katanya,
Zaman dulu tentara belanda masuk2 kampung mengejar pejuang, sampailah di desa nya yaitu desa Kapuk, sebagian tentara lewat darat sebagian lagi lewat sungai pakai kapal laut yang besar, mereka lengkap dengan senapan laras panjang, dan masing membawa ransel, yang isi nya penuh dengan perbekalan makan, seperti roti dan susu. mereka berperawakan tinggi tegap dan putih2 alias ganteng2 (katanya) pun begitu mereka sangat tidak besahabat, menyerang orang yang mencurigakan, menembak mati orang2 yang dicurigai sebagai pejuang, karuan mayat bergelimpangan, darah segar berceceran, seluruh desa menjadi mencekam, rentetan suara senapan membuat merinding dan berfikir tentang kematian.

Sementara itu, pejuang2 kita yang hanya bersenjatakan bambu runcing, yang di pimpin oleh Pangkostrad Ryamizard Ryacudu saat itu, berlari berhamburan ke Parit menyelamatkan diri dari rentetan senjata, yang tidak berhenti berdesing memekakkan telinga. ada yang bersembunyi di bawah teratai atau di bawah kumpe (rumput air yang mengapung).
 
Saat itu, Nyek Panda' sedang berada di sawah bersama adik kembarnya yang kebetulan tak jauh dari rumah nya, mereka sontak lari berhamburan mencari tempat bersembunyi, sambil mencari anggota keluarga yang lain yang sama2 berada di sawah, lalu mereka bersembunyi disalah satu rumah warga di tengah2 sawah.
dengan pintu tertutup rapat mereka berdoa dan saling menguatkan, mencoba menerima kenyataan terburuk sekalipun.
ketika keadaan mulai kondusif, mereka pulang mencari anggota keluarga masing2, disinilah mulai pilu dan berderai air mata, banyak mayat bergelimpangan, mulai dari tetara belanda, pejuang ataupun warga, tak bisa berbuat apa2, hanya bahu membahu membersihkan desa.

**BERSAMBUNG







 Nyek Panda' 93thn, Rizma Khalila 10bln

 Bersama Nyek Panda' Part. 2 

Ketika sampai di rumah, Nyek mendapati Bapak nya yang masih duduk terdiam di tangga depan rumah (rumah panggung) karna memang diperintahkan begitu oleh tentara belanda, katanya “Pak Haji kalau mau selamat jangan kemana2, duduk diam disini dan jangan bergerak, jika bergerak pasti akan tertembak” begitu kata tentara belanda, sambil menodongkan senjata dan kemudian memberikan isi tas ransel nya yaitu Roti. tanpa bisa berbuat apa2 bapak pun duduk diam sampai tentara2 itu sudah tidak terlihat lagi. Sungguh ini peristiwa yang tidak meng-enakkan untuk dilihat katanya, karna beberapa saat sebelumnya, rumah nya sempat dihujani peluru oleh mereka, terlihat dari dinding rumah yang terbuat dari kayu itu, penuh dengan lobang.

Semetara itu, sebelumnya, memang sudah beberapa hari pejuang2 bermalam disana, sambil mengatur strategi atau sekedar melepas lelah, salah satu dari pejuang ada saudara Bapak saya (kakak bapak saya), namanya Wak Jakim, mereka bermalam di toko rumah (toko : sebutan untuk rumah bertiang, lantai bagian bawah) yang mana toko tersebut biasanya kosong, hanya menjadi tempat menyimpan padi hasil panen, atau hanya untuk tempat meletakkan alat2 tani.

Begitu semua keluarga terkumpul, barulah mereka bercerita satu sama lain, menurut bapaknya tadi tantara banyaaak sekali, sebagian lewat sungai dengan kapal2, sebagian lagi lewat darat, Kapal2 laut gunanya menampung mayat2 tentara yang terapung disungai, dan mereka juga membawa anak2 bayi yang ibu nya tertembak. Salah seorang tetangga nyek pun ikut tertembak, seorang ibu yang sedang menyusui bayi nya, tidak bisa bersembunyi apalagi lari, posisi berada di bawah rumah (toko) mungkin dikira pejuang yang sedang bersembunyi, Ibu tersebut tertembak dibagian belakang, sempat bertahan hidup dengan peluru yang bersarang di tulang belakangnya, namun meninggal beberapa hari kemudia, sedangkan anaknya selamat, kabar beritanya anak tersebut masih hidup sampai sekarang, yang pastinya sudah menjadi seorang kakek. cerita nyek panda’ disela2 mengunyah sirih nya.

Saat itu sebenarnya, warga sudah  diperintahkan untuk duduk diam, agar tidak terkena peluru, tapi sebagian mereka tetap berlarian karna ketakutan. Mirisnya lagi, ada satu keluarga yang bersembunyi didalam  galian tanah, yang mereka gali sendiri, namun naas, karna dikira tempat persembunyian pejuang, lobang tanah tersebut langsung dihujani peluru, semua nya mati seketika kecuali ayahnya, sang ayah sempat bernafas untuk beberapa hari, namun tak bisa bertahan lama, karna tiadaan tenaga medis yang membantu mengeluarkan peluru dari tubuhnya. Sampai sekarang, lobang bekas persembunyian mereka, sekaligus tempat mereka menghembuskan nafas terahir itu masih ada, sengaja dibiarkan warga mengaga agar menjadi bukti sejarah.
Namun sayang nya, sekarang desa tersebut sudah sepi, banyak penduduk pindah ke desa lain, karna setelah peristiwa itu, banyak sekali kejadian2 ganjil, mulai dari lengkingan peluit belanda yang berbunyi, atau jeritan orang kesakitan terdengar dimalam hari, tak jarang terlihat penampakan tentara belanda yang sedang melintas, diikuti suara derap langkah sepatu yang menghempas ke tanah, membuat bulu kuduk merinding dan mengingatkan peristiwa pilu puluhan tahun silam, Begitu kata Nyek..

Nyek, menghentikan cerita nya lalu menghela nafas panjang, sambil meracik kembali sirih kesukaannya, mungkin Petua atau orang2 tua yang tinggal di daerah Kapuk dan sekitar Pemulutan, masih ingat dengan sejarah ini, sambung nya.
Kami, semua yang mendengar tercengang, terdiam seribu bahasa, sebenarnya banyak sekali yang ingin saya tanyakan, tapi kasian…Nyek terlihat sudah kecapean, mungkin dilain waktu akan bertanya lebih banyak lagi fikirku, insya allah. Btw, nama2 tokoh atau orang2 didalam cerita sebenarnya di sebutkan oleh nyek, tapi saya tidak bisa mengingatnya, hemmm…saya yang masih muda ini sudah banyak lupa nya, itulah mengapa saya salut dengan beliau, peristiwa puluhan tahun silam masih diingatnya, lengkap dengan nama2 tokoh nya, sedangkan saya yang mendengar nya beberapa hari lalu saja sudah lupa hehehe…

**SEKIAN