Jika di tanya apa makanan favorite saya? Dengan jelas dan
lantang saya jawab “PEMPEK”. entah kenapa
kalo saya liat pempek pasti saya ngiler, walau kondisi perut kenyang pun, kalo
ditawari pempek, asli ga bakal nolak, mungkin karna darah Palembang yang
mengalir di tubuh saya, atau karna factor kebiasaan dari kecil mengkonsumsi
pempek yang menjadikan saya maniak pempek, bagaimana tidak, sedari kecil
sarapan pempek, sore2 makan pempek, malam2 makan pempek, yang keliling jualan
pagi siang sorepun pasti ada pempek, all about pempek and pempek, bahkan orang
rantau yang tinggal di Palembang pun pola makan pempek ngikutin orang Palembang
asli, hemm sungguh dahsyat menggodanya pempek, serasa sudah dilidah..nyam nyam, huhaaah peudeusssss…
Oya, adakah yang masih belum tau Pempek? Saya rasa hampir semua
orang Indonesia tau ya, meski ada yang suka dan ada juga yang tidak, yang jelas bagi
yang tidak suka ikan atau pedas pempek bukan pilihan nya, namun sebaliknya bagi yang maniak pedas dan suka
ikan pasti akan tergila2 pempek, wah....sebut nama pempek saja sudah terbayang
segarnya, percampuran rasa yang begitu kental antara manis, pedas, asam asin dan
gurih nyamm…sluruppp #lapiler
Namun begitu adakah yang tau sejarah asal mulanya pempek?
Mungkin tidak banyak yang tau termasuk saya hahahaha, nah ini ada cerita
sejarah asal mula pempek, yang saya baca dari beberapa blog sebelah,sebenarnya sejarah ini belum terbukti kebenarannya, tapi
beginilah kira2 cerita yang sudah terlanjur berkembang.
Konon nama “Pempek” berasal dari nama panggilan untuk
seorang laki2 keturunan tionghoa yang tinggal di Palembang, Apek adalah panggilan paman bahasa tionghoa,
Apek adalah laki2 yang gigih dan tekun bekerja, sehari2 dia berdagang di pasar,
menjual ikan dan sayur2an, namun tidak setiap hari ikan dan sayur habis
terjual, seringkali masih banyak sisa dan harus di bawa pulang, zaman dulu
tidak ada yang nama nya kulkas atau es batu untuk mengawetkan ikan agar tidak
busuk, hari demi hari Apek selalu merasa rugi, karna ikan selalu tak habis
terjual, akhirnya Apekpun mencoba untuk mencari jalan keluar, ikan2 sisa
tersebut dibersihkan dan dipisahkan dari tulang, lalu dia cicang sampai halus
dan di campur dengan tepung sagu, dibentuk2 lalu di rebus dalam air mendidih, alhasil
jadilah campuran ikan dan sagu yg sudah di rebus, dengan begitu, ikan2 sisa
tidak akan busuk lagi, lalu Apek mencoba untuk menjualnya di pasar, ternyata
tak disangka2 ikan cincang campur tepung pun laris terjual, dan para pelanggan
ketagihan membeli lagi keesokan hari nya, berdasaarkan dari mulut ke mulut,
ikan cincang Apek pun banyak peminatnya, lalu Apek mencoba untuk serius
berjualan ikan cincang nya, dan berhenti berjualan sayur2an, hanya khusus jual
ikan cincang campur sagu, “apek…apek, beli ikan cincang rebusnya..”! seru
pembeli, lama kelamaan panggilan “Apek” pun terdengar seperti “Pek pek” para
pembelipun menamakan ikan cincang rebusnya menjadi “PekPek” nah, begitulah asal
mulanya, seiring berjalannya waktu panggilan “PekPek” pun berganti jadi “PemPek”.
Zaman sekarang pempek sudah di modifikasi, digoreng dan disiram kuah, diberi isian
seperti telur, papaya muda, tahu dan lain2, dipadu padankan juga dengan kuah2
yang lain seperti Tekwan, Laksan dan lain2…yah begitulah perkembangan zaman, setelah
merambah kedaerah lain, pempek juga disesuaikan
dengan selera daerah masing2, ada yang kuahnya terpisah dengan sambal, ada yang
isi nya diganti dengan berbagai olahan lain seperti sosis, bakso dan lain2…tapi
yang manapun bentuk dan olahannya, pempek tetap menggoda buat saya hahaha
Sekian tulisan saya kali ini, akan bersambung dilain
kesempatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar