Rabu, 29 Oktober 2014

Asal Mula nama “PEMPEK”



Jika di tanya apa makanan favorite saya? Dengan jelas dan lantang saya jawab “PEMPEK”.  entah kenapa kalo saya liat pempek pasti saya ngiler, walau kondisi perut kenyang pun, kalo ditawari pempek, asli ga bakal nolak, mungkin karna darah Palembang yang mengalir di tubuh saya, atau karna factor kebiasaan dari kecil mengkonsumsi pempek yang menjadikan saya maniak pempek, bagaimana tidak, sedari kecil sarapan pempek, sore2 makan pempek, malam2 makan pempek, yang keliling jualan pagi siang sorepun pasti ada pempek, all about pempek and pempek, bahkan orang rantau yang tinggal di Palembang pun pola makan pempek ngikutin orang Palembang asli, hemm sungguh dahsyat menggodanya pempek, serasa sudah  dilidah..nyam nyam, huhaaah peudeusssss…

Oya, adakah yang masih belum tau Pempek? Saya rasa hampir semua orang Indonesia tau ya, meski ada yang suka dan ada juga yang tidak, yang jelas bagi yang tidak suka ikan atau pedas pempek bukan pilihan nya, namun  sebaliknya bagi yang maniak pedas dan suka ikan pasti akan tergila2 pempek, wah....sebut nama pempek saja sudah terbayang segarnya, percampuran rasa yang begitu kental antara manis, pedas, asam asin dan gurih nyamm…sluruppp #lapiler

Namun begitu adakah yang tau sejarah asal mulanya pempek? Mungkin tidak banyak yang tau termasuk saya hahahaha, nah ini ada cerita sejarah asal mula pempek, yang saya baca dari beberapa blog sebelah,sebenarnya  sejarah ini belum terbukti kebenarannya, tapi beginilah kira2 cerita yang sudah terlanjur berkembang.

Konon nama “Pempek” berasal dari nama panggilan untuk seorang laki2 keturunan tionghoa yang tinggal di Palembang,  Apek adalah panggilan paman bahasa tionghoa, Apek adalah laki2 yang gigih dan tekun bekerja, sehari2 dia berdagang di pasar, menjual ikan dan sayur2an, namun tidak setiap hari ikan dan sayur habis terjual, seringkali masih banyak sisa dan harus di bawa pulang, zaman dulu tidak ada yang nama nya kulkas atau es batu untuk mengawetkan ikan agar tidak busuk, hari demi hari Apek selalu merasa rugi, karna ikan selalu tak habis terjual, akhirnya Apekpun mencoba untuk mencari jalan keluar, ikan2 sisa tersebut dibersihkan dan dipisahkan dari tulang, lalu dia cicang sampai halus dan di campur dengan tepung sagu, dibentuk2  lalu di rebus dalam air mendidih, alhasil jadilah campuran ikan dan sagu yg sudah di rebus, dengan begitu, ikan2 sisa tidak akan busuk lagi, lalu Apek mencoba untuk menjualnya di pasar, ternyata tak disangka2 ikan cincang campur tepung pun laris terjual, dan para pelanggan ketagihan membeli lagi keesokan hari nya, berdasaarkan dari mulut ke mulut, ikan cincang Apek pun banyak peminatnya, lalu Apek mencoba untuk serius berjualan ikan cincang nya, dan berhenti berjualan sayur2an, hanya khusus jual ikan cincang campur sagu, “apek…apek, beli ikan cincang rebusnya..”! seru pembeli, lama kelamaan panggilan “Apek” pun terdengar seperti “Pek pek” para pembelipun menamakan ikan cincang rebusnya menjadi “PekPek” nah, begitulah asal mulanya, seiring berjalannya waktu panggilan “PekPek” pun berganti jadi “PemPek”.

Zaman sekarang pempek sudah di modifikasi, digoreng dan disiram kuah, diberi isian seperti telur, papaya muda, tahu dan lain2, dipadu padankan juga dengan kuah2 yang lain seperti Tekwan, Laksan dan lain2…yah begitulah perkembangan zaman, setelah merambah kedaerah lain, pempek  juga disesuaikan dengan selera daerah masing2, ada yang kuahnya terpisah dengan sambal, ada yang isi nya diganti dengan berbagai olahan lain seperti sosis, bakso dan lain2…tapi yang manapun bentuk dan olahannya, pempek tetap menggoda buat saya hahaha

Sekian tulisan saya kali ini, akan bersambung dilain kesempatan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar