Kamis, 28 November 2013

My Bali Trip



   September, 2013


Bali.
Tempat wisata No.1 di Indonesia, dan selalu mendapat tempat tersendiri di hati para wisatawan domestik maupun mancanegara.  Bisa membuat orang jatuh cinta, dan selalu rindu ingin kembali ke sana. Yapp, sayapun demikian, betapa tidak, Daerah yang begitu indah dan exotic, gerbang pantai Kute yang selalu terbuka lebar, seakan melambai2kan tangan seraya berkata “ayooo kemari, bermainlah di pantaiku yang indah ini, lihatlah pasir putihku yang berkilau, nikmatilah matahari tenggelam di upuk barat, silahkan…..silahkaan…..ga bayar ko” hahaha….just kidding. Eeh tapi bener loh, masuk kepantai kute itu gratisss, tidak di kenakan biaya alias free.. Nah pantai mana lagi kah yang masih free sampai saat ini? Hayooo Pantai mana…? Setau saya, hampir semua pantai di Indonesia kena biaya masuk, belum lagi bayar parkir, masuk bayar keluarpun bayar, dan harga makanan minuman yang di patok ga alang kepalang, air mineral aja bisa 10rb per botol, yang normalnya hanya 3rb, Bakso aja bisa sampai 20 atau 30rb yang normalnya paling 10-15rb, itupun mending kalo enak rasanya. bener ga? Kalo ga percaya, cobain aja sendiri, pasti berasa kapok dalam hati.

Nah tentu saja Bali berbeda, masih ada kewajaran disana sini, apalagi mereka itu selalu ramah dan hangat, selalu sopan menyapa pengunjung, apapun pofesinya. Bahkan jika kita bertanya seputaran daerah mereka, dengan sopan mereka menjelaskan, apalagi kita bertanya, tempat2 wisata mana saja yang menarik untuk di kunjungi, sekalian bertanya rute2 menuju kesana, pasti akan mereka jelaskan, sejelas jelasnya, eh betul loh, dengan senang hati lagi! beda banget dibanding Jakarta, yang apa2 harus pakai uang (tips), ga percaya? Baiklah, aku ceritakan satu contoh kejadian kemarin. 
Sewaktu sampai di Bandara Ngurahrai Bali, aku dan teman memakai jasa Trolley Bandara, kami panggil si Bli (panggilan untuk mas atau abang di JKT) “bli tolong ambilin bagasi yaa, ini nomor bagasinya”, “oh boleh bu…mari, silahkan ibu tunggu saja disini, nanti akan saya antar” begitu bagasi sudah beres, “Silahkan bu…bagasi sudah selesai, tolong di cek sudah sesuai apa tidak” dengan dialeg Bali yang kental, setelah kami cek, ternyata sudah komplit, kamipun memberikan sejumlah uang (25rb), dengan nada sopannya si Bli bilang “terimakasih banyak ya bu, semoga perjalanan di Bali menyenangkan, semoga berkesan, dan kembali lagi ke Bali, hati2 di jalan ya bu” sambil aga membungkuk sopan, dan ngajak berjabat tangan. Tssaah…segitu sopan santun dan ramah tama nya orang Bali fikirku. Nah kalo kesan pertama sudah enak, pasti mood nya pun ikutan enak toh.
Sebaliknya, waktu kami kembali ke Jakarta. Di bandara Soekarno Hatta kami juga pakai jasa Trolley, setelah semuanya beres kamipun memberi sejumlah uang (30rb) lebih besar daripada ngasih si Bli di Bali kemarin, eh apa dong kata mas nya “mbak, tambahin dong, biasanya 50rb loh, kami ini bayar setoran” katanya sambil nadahin tangan, dan dengan tatapan yang aga menantang. Yaaa amploop, cuma ambil bagasi gitu doang minta 50rb? ga ada 15menit juga ko’ kami ambil sendiripun ga masalah sebenarnya, hanya saja temanku ga mau antri di kerumunan orang2, jadilah pakai jasa Trolley. Akhirnya dari pada ribet, dan daripada berdebat, ya sudah, mengalah saja, kami kasih tambah sejumlah yang diminta, habis dikasih langsung ngeloyor pergi, hadeeeh…cape deh. Disinilah perbedaannya, bukannya merasa terbantu malah jadi BT, ujung ujung2nya jadi kapok pake jasa mereka lagi, bikin mood jadi ga enak, mending ambil sendiri, daripada di patok harga (uler kalee matok hehe)

Day 1 di Bali.
Pagi2 breakfast di Hotel, bersama orang2 bule dan wisatawan lokal lainnya. Jujur sih ya, kalo makanan di Bali ga ada yang aku jago’in selain Nasi Pedas, rasa nya hambar banget, seperti kurang garam dan kurang bumbu gitu. Bahkan di hotel mewah sekalipun makanannya tetap sama (kurang bumbu), mungkin untuk menyesuaikan lidah orang barat kali yaa, eh tapi dong yaaa…biarpun makanan nya hambar, sapa’an pegawai hotel nya ramah2, cukup membuat mood makanku on pagi ini, dengan sopan santun aku diantar ke meja menu2 yang sudah tersedia, selera makanku pun jadi meningkat,  sehingga tak segan2 untuk mencicipi beberapa menu yang ada di hidangan. Baiklah sarapanpun beress, sudah ngopi, makan roti dan menu2 lainnya, plus 2 gelas orange jus (kopi + jus, tak apalah :D) 

So then mari kita kerjaaaaa!
Tujuan pertama kami adalah pasar seni Kumbesari, yang ada di daerah Badung (bukan bandung loh yaa) setelah berbelanja dilantai 2 dan 3, tibalah saatnya untuk mengangkut barang belanjaan ke mobil. eeh dodoeee…kuli panggulnya ebok2 sodara2, bahkan ada yang sudah nenek2. Hadoooh gimana iniiiih, di kasih kerjaan ga tega, ga di kasih lebih ga tega, coz she want the job badly! Akhirnya, walau dengan berat hati, kami kasihlah tu kerjaan manggul2 belanjaan, eits…tapi jangan salah yaaa, ternyata tenaganya bo’ ga kalah sama kuli panggul laki2 di Jakarta hahaha….strong banget, dus yang besar2 yang isi nya lumayan berat, dengan mudah dia naikkan ke kepala  “hiatt…” beberapa saat kemudian, dus2 berat itu pun sudah beres di turunkan , and thanks god she’s happy menerima upah yang kami beri

Day 2.
Seperti biasa aku breakfast dulu, ngopi dan beberapa menu lainnya, karna teman satu kamar ga pernah mau sarapan, jadilah aku sendiri kayak anak ilang hahaha.
Tujuan kami hari ini adalah pasar seni Sukowati. Pasar ini tidak terlalu besar, tapi lumayan komplit, dan yang paling penting adalaaah…, murah2 bo’ hehehe…bisa nawar adu gila! Mereka tetap menanggapi dengan ramah, ga akan memperlihatkan muka kesal, apalagi membalas dengan kata2 kasar. Misal harga penawaran 1pcs daster 80rb, kita deh tawar 20rb, paling jawabnya “belum bisa bu, modal belum dapet segitu” dengan dealeg Bali yang kental, lalu terjadilah negosiasi antar penjual dan pembeli, tepatnya sih antar emak2 rempong xixixi. Dan ujung2 nya tu daster dikasih dengan harga 25rb saja, keren kan? hahahaha…coba kalo nawar seperti itu di Tanah Abang, langsung si Uda nya bilang “kalo harga segitu, satu container saya beli dari ibu!“ what?? Boro2 mau naikin penawaran, yang ada malah BT, mood off! dalam hati sumpah serapah, ga bakal belanja disini lagi, emang lo doang pedagang di sini! Gw sumpahin ga laku loh, hahahaha….(adegan ini tidak untuk ditiru). 
Nah, disinilah perbedaannya orang Bali, menurut mereka, walau dapet untung seribu perak ga apa2, yang penting modal nya bisa muter, dan bisa beli stock yang baru. Dan kitapun senang, karna merasa tidak dikuras dompetnya, merasa ga di kadali juga. Thumbs up deh buat orang Bali. Lanjut., berbelanja buat keperluan kantor, dan belanja beberapa oleh2, buat tetangga, dan teman2 di Jakarta. Setelah beresss,. Yukk, back to hotel.

Oya…hotel kami kali ini namanya Champlung Mas Hotel. Deket banget sama Kute dan Legian. Sampai dihotel kami beristirahat sejenak, sambil menikmati fasilitas yang sudah di sediakan. Setelah mandi air hangat, kamipun duduk2 didepan teras sambil nyeruput kopi hangat, kebetulan teras kami menghadap ke kolam renang, pastinya banyak sekali bule2 berenang, sambil minum2 alkohol di mini bar nya kolam renang hotel, hemm….ternyata begini kelakuan orang2 bule? nyeletuk sendiri dalam hati hehe. Beberapa saat kemudin, teman sekamarku ngajak jalan2 ke Legian, biar re-fresh katanya, sekalian cuci mata liat bule yang lalu lalang disana  hahaha. karna jarak hotel ke legian ga jauh, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 5-10 menit saja, baiklah…kita berangkaaattt :D

Day3. 
Setelah aga kelelahan jalan2 di legian tadi malam, breakfest hari ini kurang berselera, tapi kalo ga sarapan mubazir juga hehehe, so, dari pada mubazir, baiklah,..hanya sekedar minum jus aja, plus beberapa pcs roti dan yogurt. Okey kemana tujuan kita hari ini?

Teringat saran dari pak satpam hotel tadi malam, yang sempat ngobrol didepan teras, katanya di Tegal Alang banyak sekali kerajinan tangan yang bagus2, hem…penasaran juga seperti apa tegal alang look like? Baiklah…kami pun berangkat ke sana. Karna perjalanan lumayan jauh, kami sempat berbincang2 dengan Bli Komang (jasa sopir), ngobrol2 seputar adat istiadat yang masih begitu kental di Bali, “Bli, kenapa setiap rumah ada Pure nya?” tanyaku, “iya mba, begitulah orang Hindu di Bali, walau rumahnya kecil, wajib ada tempat sembahyang nya (Pure)”  jawabnya si Bli dengan dialeg Bali yang kental.
Nyesss…sambil pegang dada, Dalam hati merasa malu, pasalnya, banyak contoh orang muslim, yang punya rumah bagus, besar, mewah, bahkan toiletnya pun dilapisi batu marmer, belum tentu didalamnya ada musholah yang khusus buat ibadah (shalat). Memang sih, di islam tidak diwajibkan membuat tempat ibadah dirumah masing2, melainkan ke masjid, tapi paling tidak ada tempat ibadah yang khusus, yang bersih dari najis, tidak di pakai untuk main anak2, tidak terinjak2 oleh  anggota keluarga, dilengkapi pula dengan alat2 shalat seperti mukena, sajadah, alquran dan lain2, kan lebih baik toh? lebih sopan juga, ketika ada tamu yang mau numpang shalat, langsung kita arahkan ke tempat tersebut, bukan dengan meminjamkan mukena atau sajadah yang sudah lusuh, kusam apalagi berjamur, lebih lucu lagi pake acara dioper2 segala, ketauan banget rumahnya jarang di pake shalat (no mention), “di kamar ade aja tu, sudah di bersihkan dan di pel, eh ataau kamar kaka aja deh, kamar ade sempit, eh jagan ding, kamar kaka belum dibersihin, takut kotor, di ruang tengah aja deh, pasti bersih” sambil menyuruh beberapa tamu untuk bergeser tempat duduk, Barulah tempatnya bisa di pakai buat shalat, pernah ga ngalamin seperti itu? Kalo saya sih sering yaa...maaf no mention, cerita ini termasuk di rumah saya sendiri soalnya hahaha…maklum, masih dirumah kontrakan :D, Nanti kalo sudah punya rumah sendiri, insya allah tempat shalat menjadi prioritas utama, aamin...doakan ya temaaaan2 *ahaaay :D

Bererapa tempat sudah kami lewati menuju Tegal Alang, termasuk Ubud. Perjalanan kami kali ini, cukup membuat mata kami tak berkedip, betul kata pak satpam, disepanjang jalan kiri dan kanan di penuhi oleh ruko2 pedagan, isi nya berbagai kerajinan tangan kreativitas orang Bali, kami sempat singgah di beberapa toko disana, dan beli barang2 untuk keperluan kantor, mengapa aku sebut kreativitas? Karna Cuma di Bali orang bisa dapet barang2 seperti ini, sangat unik dan kreatif plus murah lagi, contoh saja lampu sudut atau lampu kamar, fungsinya sih cuma sebagai penerangan aja, tapiii ditangan orang Bali, bentuk nya jadi unik2 dan lucu2, bahan2 pembuatannya cukup sederhana, hanya dari lingkungan sekitar, seperti akar2an, kulit kerang (yang sudah di olah atau  pipihkan) pelepah kelapa, pecahan2 kaca, daun2 kering dan sebagainya, di sulap menjadikan sebuah karya seni, yang sangat unik, cantik dan indah dipandang mata OMG…..pembelinya pun dari berbagai Negara, sempat ber-barengan dengan orang Spain yang juga beli barang yang sama, katanya sih buat di jual lagi di Spain sana, keren yaa pemirsah, orang Spain aja suka dengan barang2 buatan Bali, wah…wah, ini benar2 pengalaman yang luar biasa bagiku! memang dari sekian kali kunjunganku ke Bali, baru kali ini ke Tegal Alang, rupanya disinilah pusat kerajinan tangannya orang Bali, untuk lampu2 hias dan aneka patung ukiran, mereka inilah yang suplay ke pasar2, seperti  Sukowati, Kumbesari dan toko2 dilegian, woooww….begitu creative. Alhasil, kamipun hunting seharian di Tegal alang. tetap merasa belum puas juga., besoknya (hari ke 4) kami kembali lagi kesana, sekalian ambil beberapa item barang, yang tidak bisa kami bawa kemarin, saking penuh nya mobil dengan belanjaan emak2 rempong xixixi, jadilah 2 hari berturut2 kami habiskan di Tegal Alang. Mantabs….will be back here again next year

Day5.
Setelah puas hunting di Tegal alang 2 hari berturut2, tibalah saatnya untuk kami bersantai sejenak, menikmati Bali yang begitu menggoda mata. Seperti biasa, aku breakfast dulu, sambil bincang2 dengan roommate. Lalu kami memutuskan untuk jalan2 ke Tanah lot hari ini yeeeaay! Seakan tak mau kalah, Tanah Lot pun siap menyuguhkan daya pikatnya tersendiri. Tebing nya yang tinggi dengan tumpukan batu karang, begitu indah dan damai, membuat kami asyik menikmati suansana pantai, sambil narsis foto2 tentunya,  hwaaah…deburan ombak yang kencang, dan pantai luas, seluas mata memandang, akupun takjub melihat pure diatas karang, begitu cantik tersiram sinar sunset, tak heran kalo banyak orang kesemsem dengan indahnya Tanah Lot ini, psstt…artis juga banyak yang kesemsem loh, baik artis lokal ataupun mancanegara. Tapi sayang kami ketinggalan sesuatu, jika saja 2 hari yang lalu ke sini, pasti bakal narsis foto2 sama miss universe hehe, kata Bli Komang, 2 hari yang lalu miss universe pun ke sini, hemm telat deh, tapi gpp lah, may be next time, ini aja sudah cukup, kesan nya tak akan terlupakan. Matahari mulai tenggelam, ternyata udah kesorean kami tiba tadi, ga banyak yang bisa kami lakukan, karna pukul 19:00 tempat wisata ditutup.

Oya, pas di parkiran masih sempat aku beli Salak, katanya sih, salak itu Bali enak rasanya, manis, garing kriuk2 dan ga sepet, ternyata beneran enak loh! ga bo’ong deh, wueenak tenan! baiklaah…karna berat bawanya, cukup beli beberapa kilo aja.

Day 6.
Hari ini terahir kunjungan kami di Bali, karna kemarin belum puas di Tanah Lot, hari inipun kami memutuskan untuk ke tanah lot lagi. Flight kami pukul 20:05 malam, masih ada 2 tujuan untuk hari ini, Tanah lot dan Kresna. Setelah breakfast dan membereskan barang2 kami di kamar hotel, kami lansung bergegas cek out Hotel, dan langsung menuju Tanah lot lagi, kami habiskan beberapa jam di sana, rasanya puaaaaasss bangeut, luar biasa! Tanah Lot oh Tanah Lot….I love this place, will be here again someday with husband, fikirku.

Lanjut ke Kresna untuk bereblanja beberapa oleh2. Mulailah pilih beberapa barang, apa buat siapa, berapa pcs dan berapa rupiah, itung punya itung, eng ing eeeng…..teteup aja deh yaa, nguras dompet hahaha…dua sesi pembelian oleh2, pertama di pasar Sukowati, belanja daster dan kaos2, yang murah meriah sih hehe (sambil tutup muka), sekarang lanjut belanja snack2 di kresna, yah tak apalah, yang penting happy, dan semua ikut happy. Jam sudah menunjukkan pukul 18:00 saat nya kami siap2 menuju bandara. Sebelum check in tiket, kami pun mampir ke rumah makan padang sekitar Bandara, hemm…teteup ya, ga di mana2 adaaa aja nih Uda2, “uda, orang padang ko’ logatnya Bali sih!” aku nyeletuk, godain pelayan resto hahaha…., not bad lah, sebagai pengobat rindu makanan Jakarta :D

Selesai sudah cerita perjalananku kali ini, mudah2an bisa bercerita lagi di perjalanan2 lainnya. Sebagai seorang yang masih belajar menulis, mudah2an, tulisan ku ini tidak membosankan, dan yang penting bisa di mengerti hahaha…..Psssttt,..pelajaran mengarangku di sekolah nilainya sedikit, bukan kecil yaaaa, tapi sedikit, hahahaha…..Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar